Kamis, 10 Desember 2015

Pengertian dan Hakikat Ukhuwah Islamiyah



Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata أخ (akhun) yang artinya saudara. Ukhuwah berarti persaudaraan. Persaudaraan yang dimaksud dalam ukhuwah ini bukan hanya terbatas pada saudara yang masih punya hubungan darah, melainkan saudara seiman. Sehingga dalam ukhuwah Islamiyah tidak hanya terbatas oleh suku, bangsa dan lain sebagainya. Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.
1.       Ukhuwah Islamiyah merupakan nikmat Allah
Sebagaimana dalam Al-qur’an Surat Ali Imron ayat 103, Allah SWT berfirman:
                                                                                                                   
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
2.     Perumpamaan tali tasbih
Di dalam Al-qur’an Surat Az-Zukhruf ayat 67, Allah SWT berfirman:
  
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”
3.     Merupakan arahan Rabbani
Sebagaimana Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Anfal: 63)
4.     Merupakan cerminan iman
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 10, Allah SWT berfirman:
  
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”
C.    Dalil/Hadis tentang Ukhuwah Islamiyah
1.     Hadits Ibn Umar tentang orang Muslim itu bersaudara
 “Dari Abdullah Ibn Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda seorang muslim bersaudara kepada sesama orang muslim, tidak boleh menganiayanya dan tidak boleh dibiarkan dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat saudaranya, niscaya Allah menyampaikan hajatnya.”(H.R. Al Bukhori dalam kitab Pemaksaan)[1][2]
2.     Hadits Abu Musa tentang Mukmin itu ibarat bangunan
 “Dari Abu Musa bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda sesungguhnya seorang mu’min bagi sesama mu’min bagaikan bangunan yang kuat menguatkan setengah pada setengahnya.” (H.R. Al Bukhori dalam kitab sholat)[2][5]
3.      Hadits Abu Hurairah tentang kewajiban Muslim terhadap Muslim lain.
 “Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda kewajiban seorang muslim kepada sesama muslim lainnya ada enam. Lalu berkata, apa saja wahai Rasulullah. Rasulullah berkata: jika bertemu berilah salam kepadanya, jika dia mengundang maka datangilah, jika dia minta nasihat maka nasihatilah, jika dia bersin kemudian memuji kepada Allah maka doakanlah “Yarhamukallah”, jika dia sakit maka tengoklah, dan jika dia mati maka antarlah jenazahnya.”(H.R. Muslim dalam kitab salam)[3][8]
Dari hadis tersebut, dapat diketahui bahwa kewajiban muslim terhadap muslim lain antara lain;
a.      Mengucapkan dan menjawab salam
Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali salam itu sunah dan menjawab salam hukumnya wajib. Menebarkan salam kepada orang yang dikenal atau tidak, akan menumbuhkan rasa cinta atau sayang sesama muslim. Kata السلام itu merupakan bagian dari asma Allah SWT, ketika kita mengucapkan السلام عليكم  itu berarti “semoga engkau dalam bimbingan Allah”. Adapun ucapan salam yang sempurna adalah السلام عليكم ورحمة الله وبركاته .
b.     Memenuhi undangan
c.      Memberi nasihat ketika diminta
d.      Mendoakan apabila bersin
Etika orang yang bersin adalah menutup hidung dan memelankan suaranya. Ketika ada muslim laki-laki yang bersin dan mengucap hamdalah maka orang yang mendengarnya sunah menjawab يَرْحَمُكَ اللَه. Jika perempuan, يَرْحَمُكِ اللّه. Kemudian orang yang bersin tadi mengucapkan yahdikumullah. Kemudian malaikat juga ikut mendoakan dengan mengucap رَحِمَكُ اللّه atau رَحِمَكِ اللّه. Apabila orang yang bersin tidak mengucapkan hamdalah maka makruh untuk menjawabnya.
e.      Menengoknya apabila sakit
f.      Berta’ziyah ketika ada yang meninggal dunia
Dalam ajaran agama Islam ketika ada seorang muslim meninggal dunia hendaknya mengucapkan أِنَّا للّهِ وَأِنَّا أِلَيْهِ رَا جِعُوْ ن dan berkunjung (ta’ziyah) untuk menyatakan dukacita kepada keluarga yang ditinggalkan serta mengurangi beban yang ditinggalkan dengan menghiburnya bahwa segala sesuatu akan kembali kepada sang pencipta, Allah SWT.
Dalam usaha memupuk persaudaraandanpersahabatan sesama muslim ialah saling kunjung-mengunjungi. Adapun manfaat dari kunjung-mengunjung (silaturahmi), yaitu:
a.   Memperoleh keridhaan Allah SWT
b.   Menggembirakan sanak kerabatnya, karena diriwayatkan dalam salah satu hadits bahwa “perbuatan yang paling utama adalah menggembirakan orang yang beriman”.
c.   Para malaikat merasa gembira, karena mereka bergembira bila ada orang yang bersilaturahmi.
"Doa seorang muslim untuk saudaranya dari belakang dikabulkan. Di sisi kepalanya ada malaikat yang ditugaskan, setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat yang ditugaskan dengannya berkata: Amin, dan untukmu semisalnya."[4][9]
d.   Menyenangkan orang-orang yang telah meninggal dunia karena nenek moyangnya merasa senang dengan adanya silaturahmi yang dilakukan oleh anak cucunya.
e.   Menambah umur dan menambah berkah dalam rizkinya.
f.    Menambah pahala setelah ia meninggal dunia, karena mereka akan tetap mendoakannya walaupun ia telah mati selama mereka ingat kebaikan yang ia lakukan buat mereka.[5][10]



E.    Upaya Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah 
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah, yaitu:
1.     Ta’aruf (saling mengenal)
Dengan adanya interaksi satu dengan yang lain akan dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan meliputi penampilan fisik (Jasadiyyan) pengenalan pemikiran (Fikriyyan), mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku.
2.     Tafahum (saling memahami)
Maksudnya saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masing-masing. Sehingga segala macam kesalahpahaman dapat dihindari.
3.     At-Ta’awun (saling tolong menolong)
Dalam hal ini, dimana yang kuat menolong yang lemah dan yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan. Sehingga dengan adanya konsep ini maka kerjasama akan tercipta dengan baik dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan kemampuan masing-masing.
4.     Takaful (saling menanggung/senasib sepenanggungan/ saling memberi jaminan)
Dengan adanya tafakul akan menumbuhkan rasa aman, tidak ada rasa khawatir dan kecemasan untuk menghadapi kehidupan
Dengan adanya Ukhuwah Islamiyah. Kita akan merasakan kehidupan bermasyarakat yang lebih harmonis, karena perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan pertentangan dan permasalahan, justru akan menjadikan kehidupan kita semakin indah. Selain itu, tingkat kesenjangan sosial yang ada di dalam masyarakat juga akan terkikis dengan sendirinya. Hal ini karena adanya semangat Ukhuwah Islamiyah yang menyatukan segala perbedaan yang ada.








1 komentar:

  1. 1xbet korean - Legit Website Website Gambling
    1xbet korean betting and 메리트 카지노 주소 betting site - We are the choegocasino first sports 1xbet korean betting operator with a brand of strong betting experience.

    BalasHapus